Melihat ayam betinanya bertelur,
Baginda tersenyum. Beliau memanggil pengawal agar mengumumkan kepada rakyat
bahwa kerajaan mengadakan sayembara untuk umum. Sayembara itu berupa pertanyaan
yang mudah tetapi memerlukan jawaban yang tepat dan masuk akal. Barangsiapa yang
bisa menjawab pertanyaan itu akan mendapat imbalan
yang amat menggiurkan. Satu pundi penuh uang emas. Tetapi bila tidak bisa
menjawab maka hukuman yang menjadi akibatnya.
Banyak rakyat yang ingin
mengikuti sayembara itu terutama orang-orang miskin. Beberapa dari mereka sampai
meneteskan air liur. Mengingat beratnya hukuman yang akan dijatuhkan maka tak
mengherankan bila pesertanya hanya empat orang. Dan salah satu dari para peserta
yang amat sedikit itu adalah Abu Nawas.
||
LAPORAN BENDAHARA ||
-
GoogleSaldo Bulan April | PEMASUKAN PER JUM'AT |
PEMASUKAN PRELEK PER MINGGU |
PEMASUKAN DONATUR |
TTL SALDO DEBIT |
| Rp :1,233,900 | | | Rp :1,205,000 | | | Rp :770,000 | | | Rp :2,205,000 | | | Rp :4,180,000 | |
PENGELUARAN 1 Peralatan |
PENGELUARAN 2 Pembangunan |
PENGELUARAN 3 Kosumsi |
PENGELUARAN 4 Dll |
TTL SALDO KREDIT |
| Rp :72,500 | | | Rp :277,500 | | | Rp :114,000 | | | Rp :508,000 | | | Rp :972,000 | |
1,233,900+ 4,180,000- 972,000= Sisa Saldo 4,441,900 |
Mengecoh Raja
Sejak peristiwa penghancuran
barang-barang di istana oleh Abu Nawas yang dilegalisir
oleh Baginda, sejak
saat itu pula Baginda ingin menangkap Abu Nawas untuk dijebloskan ke
penjara.
Sudah menjadi hukum bagi siapa saja yang tidak sanggup melaksanakan titah Baginda, maka tak disangsikan lagi ia akan mendapat hukuman. Baginda tahu Abu Nawas amat takut kepada beruang. Suatu hari Baginda memerintahkan prajuritnya menjemput Abu Nawas agar bergabung dengan rombongan Baginda Raja Harun Al Rasyid berburu beruang. Abu Nawas merasa takut dan gemetar tetapi ia tidak berani menolak perintah Baginda.
Dalam perjalanan menuju ke hutan, tiba-tiba cuaca yang cerah berubah menjadi mendung. Baginda memanggil Abu Nawas. Dengan penuh rasa hormat Abu Nawas mendekati Baginda.
Sudah menjadi hukum bagi siapa saja yang tidak sanggup melaksanakan titah Baginda, maka tak disangsikan lagi ia akan mendapat hukuman. Baginda tahu Abu Nawas amat takut kepada beruang. Suatu hari Baginda memerintahkan prajuritnya menjemput Abu Nawas agar bergabung dengan rombongan Baginda Raja Harun Al Rasyid berburu beruang. Abu Nawas merasa takut dan gemetar tetapi ia tidak berani menolak perintah Baginda.
Dalam perjalanan menuju ke hutan, tiba-tiba cuaca yang cerah berubah menjadi mendung. Baginda memanggil Abu Nawas. Dengan penuh rasa hormat Abu Nawas mendekati Baginda.
Label:
Abunawas
Membalas Perbuatan Raja
Abu Nawas hanya tertunduk sedih
mendengarkan penuturan istrinya. Tadi pagi beberapa pekerja kerajaan atas titan
langsung Baginda Raja membongkar rumah dan terus menggali tanpa bisa dicegah.
Kata mereka tadi malam Baginda bermimpi bahwa di bawah rumah Abu Nawas terpendam
emas dan permata yang tak ternilai harganya. Tetapi setelah mereka terus
menggali ternyata emas dan permata itu tidak ditemukan. Dan Baginda juga tidak
meminta maaf kepada Abu Nawas. Apabila mengganti kerugian. inilah yang membuat
Abu Nawas memendam dendam.
Lama Abu Nawas memeras otak, namun belum juga ia menemukan muslihat untuk membalas Baginda. Makanan yang dihidangkan oleh istrinya tidak dimakan karena nafsu makannya lenyap. Malam pun tiba, namun Abu Nawas tetap tidak beranjak. Keesokan hari Abu Nawas melihat lalat-lalat mulai menyerbu makanan Abu Nawas yang sudah basi. la tiba-tiba tertawa riang.
Lama Abu Nawas memeras otak, namun belum juga ia menemukan muslihat untuk membalas Baginda. Makanan yang dihidangkan oleh istrinya tidak dimakan karena nafsu makannya lenyap. Malam pun tiba, namun Abu Nawas tetap tidak beranjak. Keesokan hari Abu Nawas melihat lalat-lalat mulai menyerbu makanan Abu Nawas yang sudah basi. la tiba-tiba tertawa riang.
Label:
Abunawas
Abu Nawas Mendemo Tuan Kadi
Pada suatu sore, ketika Abu Nawas
sedang mengajar murid-muridnya. Ada dua orang tamu datang ke rumahnya. Yang
seorang adalah wanita tua penjual kahwa, sedang satunya lagi adalah seorang
pemuda berkebangsaan Mesir.
Wanita tua itu berkata beberapa patah kata kemudian diteruskan dengan si pemuda Mesir. Setelah mendengar pengaduan mereka, Abu Nawas menyuruh murid-muridnya menutup kitab mereka.
"Sekarang pulanglah kalian. Ajak teman-teman kalian datang kepadaku pada malam hari ini sambil membawa cangkul, penggali, kapak dan martil serta batu."
Wanita tua itu berkata beberapa patah kata kemudian diteruskan dengan si pemuda Mesir. Setelah mendengar pengaduan mereka, Abu Nawas menyuruh murid-muridnya menutup kitab mereka.
"Sekarang pulanglah kalian. Ajak teman-teman kalian datang kepadaku pada malam hari ini sambil membawa cangkul, penggali, kapak dan martil serta batu."
Label:
Abunawas
Pesan Bagi Para Hakim
Siapakah Abu Nawas? Tokoh yang
dinggap badut namun juga dianggap ulama besar ini— sufi, tokoh super lucu yang tiada bandingnya
ini aslinya orang Persia yang dilahirkan pada tahun 750 M di Ahwaz meninggal
pada tahun 819 M di Baghdad. Setelah dewasa ia mengembara ke Bashra dan Kufa. Di
sana ia belajar bahasa Arab dan bergaul rapat sekali dengan orang-orang badui
padang pasir. Karena pergaulannya itu ia mahir bahasa Arab dan adat istiadat dan
kegemaran orang Arab", la juga pandai bersyair, berpantun dan menyanyi. la
sempat pulang ke negerinya, namun pergi lagi ke Baghdad bersama ayahnya,
keduanya menghambakan diri kepada Sultan Harun Al Rasyid Raja
Baghdad.
Mari kita mulai kisah penggeli hati ini. Bapaknya Abu Nawas adalah Penghulu Kerajaan Baghdad bernama Maulana. Pada suatu hari bapaknya Abu Nawas yang sudah tua itu sakit parah dan akhirnya meninggal dunia.
Mari kita mulai kisah penggeli hati ini. Bapaknya Abu Nawas adalah Penghulu Kerajaan Baghdad bernama Maulana. Pada suatu hari bapaknya Abu Nawas yang sudah tua itu sakit parah dan akhirnya meninggal dunia.
Label:
Abunawas
Mariyah al-Qibtiyah (Wafat 16 H)
Seorang wanita asal Mesir yang dihadiahkan oleh Muqauqis,
penguasa Mesir kepada Rasulullah tahun 7 H. Setelah dimerdekakan lalu dinikahi
oleh Rasulullah dan mendapat seorang putra bernama Ibrahim. Sepeninggal
Rasulullah dia dibiayai oleh Abu Bakar kemudian Umar dan meninggal pada masa
kekhalifahan Umar.
Zainab binti Khuzaimah (Wafat 1 H)
Nasab dan Masa
Pertumbuhannya
Nama lengkap Zainab adalah Zainab binti Khuzaimah bin Haris bin Abdillah bin Amru bin Abdi Manaf bin Hilal bin Amir bin Sha’shaah al-Hilaliyah. Ibunya bemama Hindun binti Auf bin Harits bin Hamathah.
Berdasarkan asal-usul keturunannya, dia termasuk keluarga yang dihormati dan disegani. Tanggal lahirnya tidak diketahui dengan pasti, namun ada riwayat yang rnenyebutkan bahwa dia lahir sebelum tahun ketiga belas kenabian. Sebelum memeluk Islam dia sudah dikenal dengan gelar Ummul Masakin (ibu orang-orang miskin) sebagaimana telah dijelaskan dalam kitab Thabaqat ibnu Saad bahwa Zainab binti Khuzaimali bin Haris bin Abdillah bin Amru bin Abdi Manaf bin Hilal bin Amir bin Sha’shaah al-Hilaliyah adalah Ummul-Masakin. Gclar tersebut disandangnya sejak masa jahiliah. Ath-Thabary, dalam kitab As-Samthus-Samin fi Manaqibi Ummahatil Mu’minin pun di terangkan bahwa Rasulullah. menikahinya sebelum beliau menikah dengan Maimunah, dan ketika itu dia sudah dikenal dengan sebutan Ummul-Masakin sejak zaman jahiliah. Berdasarkan hal itu dapat disimpulkan bahwa Zainab binti Khuzaimah terkenal dengan sifat kemurah-hatiannya, kedermawanannya, dan sifat santunnya terhadap orang-orang miskin yang dia utamakan daripada kepada dirinya sendiri. Sifat tersebut sudah tertanarn dalam dirinya sejak memeluk Islam walaupun pada saat itu dia belum mengetahui bahwa orang-orang yang baik, penyantun, dan penderma akan memperoleh pahala di sisi Allah.
Nama lengkap Zainab adalah Zainab binti Khuzaimah bin Haris bin Abdillah bin Amru bin Abdi Manaf bin Hilal bin Amir bin Sha’shaah al-Hilaliyah. Ibunya bemama Hindun binti Auf bin Harits bin Hamathah.
Berdasarkan asal-usul keturunannya, dia termasuk keluarga yang dihormati dan disegani. Tanggal lahirnya tidak diketahui dengan pasti, namun ada riwayat yang rnenyebutkan bahwa dia lahir sebelum tahun ketiga belas kenabian. Sebelum memeluk Islam dia sudah dikenal dengan gelar Ummul Masakin (ibu orang-orang miskin) sebagaimana telah dijelaskan dalam kitab Thabaqat ibnu Saad bahwa Zainab binti Khuzaimali bin Haris bin Abdillah bin Amru bin Abdi Manaf bin Hilal bin Amir bin Sha’shaah al-Hilaliyah adalah Ummul-Masakin. Gclar tersebut disandangnya sejak masa jahiliah. Ath-Thabary, dalam kitab As-Samthus-Samin fi Manaqibi Ummahatil Mu’minin pun di terangkan bahwa Rasulullah. menikahinya sebelum beliau menikah dengan Maimunah, dan ketika itu dia sudah dikenal dengan sebutan Ummul-Masakin sejak zaman jahiliah. Berdasarkan hal itu dapat disimpulkan bahwa Zainab binti Khuzaimah terkenal dengan sifat kemurah-hatiannya, kedermawanannya, dan sifat santunnya terhadap orang-orang miskin yang dia utamakan daripada kepada dirinya sendiri. Sifat tersebut sudah tertanarn dalam dirinya sejak memeluk Islam walaupun pada saat itu dia belum mengetahui bahwa orang-orang yang baik, penyantun, dan penderma akan memperoleh pahala di sisi Allah.
Khadijah bintu Khuwailid (Wafat 3 H)
Khadijah binti Khuwaild adalah sebaik-baik wanita ahli surga. Ini
sebagaimana sabda Rasulullah, “Sebaik-baik wanita ahli surga adalah Maryam
binti Imran dan Khadijah binti Khuwailid.” Khadijah adalah wanita pertama
yang hatinya tersirami keimanan dan dikhususkan Allah untuk memberikan keturunan
bagi Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam., menjadi wanita pertama yang
menjadi Ummahatul Mukminin, serta turut merasakan berbagai kesusahan pada fase
awal jihad pcnyebaran agarna Allah kepada seluruh umat manusia.
Khadijah adalah wanita yang hidup dan besar di lingkungan Suku Quraisy dan lahir dari keluarga terhormat pada lima belas tahun sebelum Tahun Gajah, sehingga banyak pemuda Quraisv yang ingin mempersuntingnya. Sebelum menikah dengan Rasulullah, Khadijah pernah dua kali menikah. Suami pertama Khadijah adalah Abu Halah at-Tamimi, yang wafat dengan meninggalkan kekayaan yang banyak, juga jaringan perniagaan yang luas dan berkembang. Pernikahan kedua Khadijah adalah dengan Atiq bin Aidz bin Makhzum, yang juga wafat dengan meninggalkan harta dan perniagaan. Dengan demikian, Khadijah menjadi orang terkaya di kalangan suku Quraisy.
Khadijah adalah wanita yang hidup dan besar di lingkungan Suku Quraisy dan lahir dari keluarga terhormat pada lima belas tahun sebelum Tahun Gajah, sehingga banyak pemuda Quraisv yang ingin mempersuntingnya. Sebelum menikah dengan Rasulullah, Khadijah pernah dua kali menikah. Suami pertama Khadijah adalah Abu Halah at-Tamimi, yang wafat dengan meninggalkan kekayaan yang banyak, juga jaringan perniagaan yang luas dan berkembang. Pernikahan kedua Khadijah adalah dengan Atiq bin Aidz bin Makhzum, yang juga wafat dengan meninggalkan harta dan perniagaan. Dengan demikian, Khadijah menjadi orang terkaya di kalangan suku Quraisy.
Hafshah Binti Umar (Wafat 45 H)
Hafshah binti Umar bin Khaththab adalah putri seorang laki-laki
yang terbaik dan mengetahui hak-hak Allah dan kaum muslimin. Umar bin Khaththab
adalah seorang penguasa yang adil dan memiliki hati yang sangat khusyuk.
Pernikahan Rasulullah . dengan Hafshah merupakan bukti cinta kasih beliau kepada
mukminah yang telah menjanda setelah ditinggalkan suaminya, Khunais bin Hudzafah
as-Sahami, yang berjihad di jalan Allah, pernah berhijrah ke Habasyah, kemudian
ke Madinah, dan gugur dalam Perang Badar. Setelah suami anaknya meninggal,
dengan perasaan sedih, Urnar menghadap Rasulullah untuk mengabarkan nasib
anaknya yang menjanda. Ketika itu Hafshah berusia delapan belas tahun. Mendengar
penuturan Umar, Rasulullah memberinya kabar gembira dengan mengatakan bahwa
beliau bersedia menikahi Hafshah.
Juwairiah binti Harits bin Abu Dhirar (Wafat 56 H)
Telah kita ketahui bahwa setiap istri Nabi . itu memiliki suatu
kelebihan. Demikian juga halnya dengan Juwairiyah yang telah membawa berkah
besar bagi kaumnya, Banil-Musthaliq. Bagaimana tidak, setelah dia memeluk Islam,
Banil-Musthaliq mengikrarkan diri menjadi pengikut Nabi . Hal ini pernah
diungkapkan Aisyah, “Aku tidak mengetahui jika ada seorang wanita yang lebih
banyak berkahnya terhadap kaumnya daripada Juwairiyah.”
Maimunah Binti Harits al-Hilaliyah (Wafat 50 H)
Maimunah binti al-Harits al-Hilaliyah adalah istri Nabi yang sangat mencintai
beliau dengan tulus selama mengarungi bahtera numah tangga bersama. Dialah
satu-satunya wanita yang dengan ikhlas menyerahkan dirnya kepada kepada
Rasulullah ketika keluarganya hidup dalam kebiasaan jahiliah. Allah telah
menurunkan ayat yang berhubungan dengan dirinya :
“.. dan perempuan mukmin yang menyerahkan dirinya kepada Nabi kalau Nabi mau mengawininya, sebagai pengkhususan bagimu, bukan untuk semua orang mukminin…” (QS. Al-Ahzab:50)
Ayat di atas merupakan kesaksian Allah terhadap ke ikhlasan Maimunah kepada Allah dan Rasul-Nya. Bagaimana rnungkin Rasulullah menolak wanita yang dengan suka rela menyerahkan dirinya. Hal itu menunjukkan kadar ketakwaan dan keirnanan Maimunah. Selain itu, wanita itu berasal dari keturunan yang baik. Kakak kandungnya, Ummul-Fadhal, adalah istri Abbas bin Abdul-Muththalib (paman Nabi) dan wanita yang pertarna kali merneluk Islam setelah Khadijah. Saudara perempuan seibunya adalah Zainab binti Khuzaimah (istri Nabi Shallallahu alaihi wassalam.), Asma binti Urnais (istri Ja’far bin Abu Thalib), dan Salma binti Umais (istri Hamzah bin Abdul-Muththalib).
“.. dan perempuan mukmin yang menyerahkan dirinya kepada Nabi kalau Nabi mau mengawininya, sebagai pengkhususan bagimu, bukan untuk semua orang mukminin…” (QS. Al-Ahzab:50)
Ayat di atas merupakan kesaksian Allah terhadap ke ikhlasan Maimunah kepada Allah dan Rasul-Nya. Bagaimana rnungkin Rasulullah menolak wanita yang dengan suka rela menyerahkan dirinya. Hal itu menunjukkan kadar ketakwaan dan keirnanan Maimunah. Selain itu, wanita itu berasal dari keturunan yang baik. Kakak kandungnya, Ummul-Fadhal, adalah istri Abbas bin Abdul-Muththalib (paman Nabi) dan wanita yang pertarna kali merneluk Islam setelah Khadijah. Saudara perempuan seibunya adalah Zainab binti Khuzaimah (istri Nabi Shallallahu alaihi wassalam.), Asma binti Urnais (istri Ja’far bin Abu Thalib), dan Salma binti Umais (istri Hamzah bin Abdul-Muththalib).
Zainab binti Jahsy
Pernikahan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam dengan Zainab binti Jahsy
didasarkan pada perintah Allah sebagai jawaban terhadap tradisi jahiliah. Zainab
binti Jahsy adalah istri Rasulullah yang berasal dan kalangan kerabat sendiri.
Zainab adalah anak perempuan dan bibi Rasulullah, Umaimah binti Abdul
Muththalib. Beliau sangat mencintai Zainab.
Ummu Salamah (Wafat 59 H)
Ummu Salamah adalah seorang Ummul-Mukminin yang berkepribadian
kuat, cantik, dan menawan, serta memiliki semangat jihad dan kesabaran dalam
menghadapi cobaan, lebih-lebih setelah berpisah dengan suami dan anak-anaknya.
Berkat kematangan berpikir dan ketepatan dalam mengambil keputusan, dia
mendaparkan kedudukan mulia di sisi Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam.. Di
dalam sirah Ummahatul Mukminin dijelaskan tentang banyaknya sikap mulia dan
peristiwa penting darinya yang dapat diteladani kaum muslimin, baik sikapnya
sebagai istri yang selalu menjaga kehormatan keluarga maupun sebagai pejuang di
jalan Allah.
Nama sebenarnya Ummu Salamah adalah Hindun binti Suhail,
dikenal dengan narna Ummu Salamah. Beliau dibesarkan di lingkungan bangsawan
dari Suku Quraisy.
Ummu Habibah binti Abu Sufyan (Wafat 44 H)
Dalam perjalanan hidupnya, Ummu Habibah banyak mengalami
penderitaan dan cobaan yang berat. Setelah memeluk Islam, dia bersama suaminya
hijrah ke Habasyah. Di sana, ternyata suaminya murtad dari agama Islam dan
beralih memeluk Nasrani. Suaminya kecanduan minuman keras, dan meninggal tidak
dalam agama Islam. Dalam kesunyian hidupnya, Ummu Habibah selalu diliputi
kesedihan dan kebimbangan karena dia tidak dapat berkumpul dengan keluarganya
sendiri di Mekah maupun keluarga suaminya karena mereka sudah menjauhkannya.
Apakah dia harus tinggal dan hidup di negeri asing sampai wafat?
Allah tidak akan membiarkan hamba-Nya dalam kesedihan
terus-menerus. Ketika mendengar penderitaan Ummu Habibah, hati Rasulullah sangat
tergerak sehingga beliau rnenikahinya dan Ummu Habibah tidak lagi berada dalam
kesedihan yang berkepanjangan. Hal itu sesuai dengan firman Allah bahwa:
Nabi itu lebih utama daripada orang lain yang beriman, dan istri-istri
beliau adalah ibu bagi orang yang beriman.
Keistimewaan Ummu Habibah di antara istri-istri Nabi lainnya
adalah kedudukannya sebagai putri seorang pemimpin kaum musyrik Mekah yang
memelopori perientangan terhadap dakwah Rasulullah dan kaum muslimin, yaitu Abu
Sufyan.
Sofiah binti Huyai bin Akhtab (Wafat 50 H)
Nama dan Nasabnya
Nama lengkapnya adalah Shafiyyah binti Huyay bin Akhtab bin Sa’yah bin Amir bin Ubaid bin Kaab bin al-Khazraj bin Habib bin Nadhir bin al-Kham bin Yakhurn dari keturunan Harun bin Imran. Ibunya bernama Barrah binti Samaual darin Bani Quraizhah. Shafiyyah dilahirkan sebelas tahun sebelum hijrah, atau dua tahun setelah masa kenabian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam.. Ayahnya adalah seorang pemimpin Bani Nadhir.
Sejak kecil dia menyukai ilmu pengetahuan dan rajin mempelajari sejarah dan kepercayaan bangsanya. Dari kitab suci Taurat dia membaca bahwa akan datang seorang nabi dari jazirah Arab yang akan menjadi penutup semua nabi. Pikirannya tercurah pada masalah kenabian tersebut, terutama setelah Muhammad muncul di Mekah Dia sangat heran ketika kaumnya tidak mempercayai berita besar tersebut, padahal sudah jelas tertulis di dalarn kitab mereka. Demikian juga ayahnya, Huyay bin Akhtab, yang sangat gigih menyulut permusuhan terhadap kaum muslimin.
Nama lengkapnya adalah Shafiyyah binti Huyay bin Akhtab bin Sa’yah bin Amir bin Ubaid bin Kaab bin al-Khazraj bin Habib bin Nadhir bin al-Kham bin Yakhurn dari keturunan Harun bin Imran. Ibunya bernama Barrah binti Samaual darin Bani Quraizhah. Shafiyyah dilahirkan sebelas tahun sebelum hijrah, atau dua tahun setelah masa kenabian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam.. Ayahnya adalah seorang pemimpin Bani Nadhir.
Sejak kecil dia menyukai ilmu pengetahuan dan rajin mempelajari sejarah dan kepercayaan bangsanya. Dari kitab suci Taurat dia membaca bahwa akan datang seorang nabi dari jazirah Arab yang akan menjadi penutup semua nabi. Pikirannya tercurah pada masalah kenabian tersebut, terutama setelah Muhammad muncul di Mekah Dia sangat heran ketika kaumnya tidak mempercayai berita besar tersebut, padahal sudah jelas tertulis di dalarn kitab mereka. Demikian juga ayahnya, Huyay bin Akhtab, yang sangat gigih menyulut permusuhan terhadap kaum muslimin.
Saudah binti Zam`ah (Wafat 54 H)
Walaupun Saudah binti Zum’ah tidak terlalu populer dibandingkan dengan istri
Rasulullah lainnya, dia tetap termasuk wanita yang memiliki martabat yang mulia
dan kedudukan yang tinggi di sisi Allah dan Rasul-Nya. Dia telah ikut berjihad
di jalan Allah dan termasuk wanita yang pertama kali hijrah ke Madinah.
Perjalanan hidupnya penuh dengan teladan yang baik, terutama bagi wanita-wanita
sesudahnya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalm. menikahinya bukan
semata-mata karena harta dan kecantikannya, karena memang dia tidak tergolong
wanita cantik dan kaya. Yang dilihat Rasulullab adalah semangat jihadnya di
jalan Allah, kecerdasan otaknya, perjalanan hidupnya yang senantiasa baik,
keimanan, serta keikhlasannya kepada Allah dan Rasul-Nya.
Kitab Wudhu,
Bab Ke-1:
Apa-apa yang diwahyukan mengenai wudhu dan firman Allah, "Apabila kamu hendak
mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan
sapulah kepalamu dan (basuhlah) kakimu sampai dengan kedua mata kaki."
(al-Maa'idah: 6)
Abu Abdillah berkata, "Nabi saw. menjelaskan bahwa kewajiban wudhu itu sekali-sekali.[1] Beliau juga berwudhu dua kali-dua kali.[2] Tiga kali-tiga kali,[3] dan tidak lebih dari tiga kali.[4] Para ahli ilmu tidak menyukai berlebihan dalam berwudhu, dan melebihi apa yang dilakukan oleh Nabi saw."
Bab Ke-2:
Tiada Shalat yang Diterima Tanpa Wudhu
90. Abu Hurairah
r.a. berkata, "Rasulullah saw bersabda, 'Tidaklah diterima shalat orang yang
berhadats sehingga ia berwudhu.' Seorang laki-laki dari Hadramaut bertanya,
"Apakah hadats itu, wahai Abu Hurairah?" Ia menjawab, "Kentut yang tidak
berbunyi atau kentut yang berbunyi."
Label:
Bukhari
Kitab Ilmu
Bab Ke-1:
Keutamaan Ilmu. Firman Allah, "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman
di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan
Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan" (al-Mujaadilah: 11), dan, "Tuhanku,
tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan."('Thaahaa: 114)
(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari tidak membawakan satu hadits pun.")
Bab Ke-2:
Seseorang yang ditanya mengenai ilmu pengetahuan, sedangkan ia masih sibuk
berbicara. Kemudian ia menyelesaikan pembicaraannya, lalu menjawab orang yang
bertanya.
42. Abu Hurairah r.a. berkata, "Ketika Rasulullah saw. di suatu majelis sedang berbicara dengan suatu kaum, datanglah seorang kampung dan berkata, 'Kapankah kiamat itu?' Rasulullah terus berbicara, lalu sebagian kaum berkata, 'Beliau mendengar apa yang dikatakan olehnya, namun beliau benci apa yang dikatakannya itu.' Dan sebagian dari mereka berkata, 'Beliau tidak mendengarnya.' Sehingga, ketika beliau selesai berbicara, maka beliau bersabda, 'Di manakah gerangan orang yang bertanya tentang kiamat?' Ia berkata, 'Inilah saya, wahai Rasulullah.' Beliau bersabda, 'Apabila amanat itu telah disia-siakan, maka nantikanlah kiamat.' Ia berkata, 'Bagaimana menyia-nyiakannya?' Beliau bersabda, 'Apabila perkara (urusan) diserahkan (pada satu riwayat disebutkan dengan: disandarkan 7/188) kepada selain ahlinya, maka nantikanlah kiamat."
Label:
Bukhari
Kitab Iman
Bab Ke-1: Sabda
Nabi saw., "Islam itu didirikan atas lima perkara."[1] Iman itu adalah
ucapan dan perbuatan. Ia dapat bertambah dan dapat pula berkurang. Allah Ta'ala
berfirman yang artinya, "Supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan
mereka (yang telah ada)" (al-Fath: 4), "Kami tambahkan kepada mereka
petunjuk."(al-Kahfi: 13), "Allah akan menambah petunjuk kepada mereka yang telah
mendapat petunjuk." (Maryam: 76), "Orang-orang yang mendapat petunjuk, Allah
menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan kepada mereka (balasan)
ketakwaannya" (Muhammad: 17), "Dan supaya orang yang beriman bertambah imannya"
(al-Muddatstsir: 31), "Siapakah di antara kamu yang bertambah imannya dengan
(turunnya) surah ini? Adapun orang-orang yang beriman, maka surah ini menambah
imannya." (at-Taubah: 124), "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan
untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka, maka perkataan itu
menambah keimanan mereka." (Ali Imran: 173), dan "Yang demikian itu tidaklah
menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan (kepada Allah)." (al-Ahzab:
22) Mencintai karena Allah dan membenci karena Allah adalah sebagian dari
keimanan.
1.[2] Umar bin Abdul Aziz menulis surat kepada Adi bin Adi sebagai berikut, "Sesungguhnya keimanan itu mempunyai beberapa kefardhuan (kewajiban), syariat, had (yakni batas/hukum), dan sunnah. Barangsiapa mengikuti semuanya itu maka keimanannya telah sempurna. Dan barangsiapa tidak mengikutinya secara sempurna, maka keimanannya tidak sempurna. Jika saya masih hidup, maka hal-hal itu akan kuberikan kepadamu semua, sehingga kamu dapat mengamalkan secara sepenuhnya. Tetapi, jika saya mati, maka tidak terlampau berkeinginan untuk menjadi sahabatmu." Nabi Ibrahim a.s. pernah berkata dengan mengutip firman Allah, "Walakin liyathma-inna qalbii" 'Agar hatiku tetap mantap [dengan imanku]'. (al-Baqarah: 260)
2.[3] Mu'adz pernah berkata
kepada kawan-kawannya, "Duduklah di sini bersama kami sesaat untuk menambah
keimanan kita."
3.[4] Ibnu Mas'ud berkata, "Yakin adalah keimanan yang menyeluruh."
Label:
Bukhari
Kitab Permulaan Turunnya Wahyu
Bab Bagaimana
Permulaan Turunnya Wahyu kepada Rasulullah saw. dan Firman Allah Ta'ala,
"Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang
kemudiannya."
l. Dari Alqamah bin
Waqash al-Laitsi, ia berkata, "Saya mendengar Umar ibnul Khaththab r.a.
(berpidato 8/59) di atas mimbar, 'Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda,
'(Wahai manusia), sesungguhnya amal-amal itu hanyalah dengan niatnya (dalam satu
riwayat: amal itu dengan niat 6/118) dan bagi setiap orang hanyalah sesuatu yang
diniatkannya. Barangsiapa yang hijrahnya (kepada Allah dan Rasul Nya, maka
hijrahnya kepada Allah dan Rasul Nya. Dan, barangsiapa yang hijrahnya 1/20)
kepada dunia, maka ia akan mendapatkannya. Atau, kepada wanita yang akan
dinikahinya (dalam riwayat lain: mengawininya 3/119), maka hijrahnya itu kepada
sesuatu yang karenanya ia hijrah."
2. Aisyah r.a.
mengatakan bahwa Harits bin Hisyam r.a. bertanya kepada Rasulullah saw., "Wahai
Rasulullah, bagaimana datangnya wahyu kepada engkau?" Rasulullah saw. menjawab,
"Kadang-kadang wahyu itu datang kepadaku bagaikan gemerincingnya lonceng, dan
itulah yang paling berat atasku. Lalu, terputus padaku dan saya telah hafal
darinya tentang apa yang dikatakannya. Kadang-kadang malaikat berubah rupa
sebagai seorang laki-laki datang kepadaku, lalu ia berbicara kepadaku, maka saya
hafal apa yang dikatakannya." Aisyah r.a. berkata, "Sungguh saya melihat beliau
ketika turun wahyu kepada beliau pada hari yang sangat dingin dan wahyu itu
terputus dari beliau sedang dahi beliau mengalirkan keringat"
Label:
Bukhari
‘Aisyah Binti Abu Bakar (Wafat 57 H)
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. membuka lembaran kehidupan rumah tangganya dengan Aisyah yang telah banyak dikenal. Aisyah laksana lautan luas dalam kedalaman ilmu dan takwa. Di kalangan wanita, dialah sosok yang banyak menghafal hadits-hadits Nabi, dan di antara istri-istri Nabi, dia memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki istri Nabi yang lain. Ayahnya adalah sahabat dekat Rasulullah yang menemani beliau hijrah. Berbeda dengan istri Nabi yang lain, kedua orang tua Aisyah melakukan hijrah bersama Rasulullah.
Ketika wahyu datang kepada Rasulullah, Jibril membawa kabar bahwa Aisyah adalah istrinya di dunia dan akhirat, sebagaimana diterangkan di dalam hadits riwayat Tirmidzi dari Aisyah :
‘Jibril datang membawa gambarnya pada sepotong sutera hijau kepada Nabi Shallallahu alaihi wassalam., lalu berkata, ini adalah istrimu di dunia dan akhirat.”
Dialah yang menjadi sebab atas turunnya firman Allah yang menerangkan kesuciannya dan membebaskannya dari fitnah orang-orang munafik.
Langganan:
Postingan (Atom)